Densus Kejar Murid Azahari di Jogja

JAKARTA---Operasi perburuan teroris kembali dilakukan oleh Detasemen Khusus 88 Mabes Polri. Kali ini targetnya adalah DPO lama, Upik Lawanga alias Taufik Buraga. Murid langsung Dr Azahari itu hingga tadi malam diburu di Kebonagung, Minggir, Sleman dan Kalibawang, Kulonprogo.

"Saat ini masih on going," kata sumber Jawa Pos yang ikut di lokasi pada pukul 22.30 tadi malam. Densus 88 mengerahkan dua regu penindak dan seluruh bantuan Brimob Polda DIY.

Tampaknya, korps berlogo burung hantu ini tak mau ambil resiko. Sebab, Upik adalah mudarib atau instruktur utama pembuatan bom yang sangat berpengalaman. "Setelah Azahari, Upik adalah orang kedua yang jadi penggantinya. Bom-bom yang selama ini ada adalah buatan murid-murid Upik," katanya.

Karena itu, Densus 88 juga mengerahkan mobil penjinak bom dan barracuda alias kendaraan taktis Polri. "Semua anggota senjata lengkap," katanya. Di latar belakang telepon terdengar suara letusan senjata. Beberapa detik kemudian ponsel terputus.

Gelagat operasi sudah terlihat sejak siang kemarin. Kepala Badan Penanggulangan Terorisme Ansyad Mbai mendatangi Bareskrim Polri. "Saya mengecek kesiapan Cybercrime Centre," katanya. Apakah akan ada operasi? Ansyad tidak menjawab tegas. "Penindakan dan operasi anti teror termasuk pencegahan itu berlangsung terus," katanya diplomatis.    

Briptu Himawan, petugas Polsek Minggir, Sleman membenarkan adanya pergerakan Densus 88 di wilayahnya. "Yang berwenang memberi penjelasan dari Polda Mas, - katanya saat ditelpon dari Jakarta.

Himawan membenarkan adanya operasi di Kebonagung, Mingir, Sleman. "Tapi, tolong langsung ke Kapolda atau Kapolres. Saya hanya di lapangan," katanya. 

Nanang Cahyono, warga Minggir, Sleman mengaku melihat barracuda dan pasukan Densus 88 bertopeng yang bergerak di kampungnya. "Kata pak Kades, ada teroris," ujarnya melalui pesan singkat pada Jawa Pos. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengaku belum tahu operasi ini. "Saya cek dulu ya. Belum ada laporan," katanya.

Taufik Bulaga alias Upik Lawanga adalah ahli bom termos (rangkaian bom yang diletakkan di bawah termos, sehingga bom meledak jika termos diangkat) itu diburu sejak 2006. Upik diduga sempat datang ke Jatiasih, Bekasi, untuk bertemu Noordin M. Top pada Februari 2009.

Upik pernah beraksi pada 28 Mei 2005, dua bom meledak berurutan pukul 08.00 Wita. Sekitar 15 menit kemudian, satu bom lagi meledak 20 meter dari lokasi bom pertama di tengah pasar ketika dipenuhi penjual dan pembeli. Berdasar catatan polisi, bom di Pasar Tentena merupakan bom terbesar di antara bom yang meledak di Poso sebelumnya.
Tags:

Add Facebook

0 komentar

Leave a Reply